SHARE NOW

Anomali Cuaca, Petani garam di Sidoarjo Terpaksa Panen Lebih Awal

 

Sidoarjo – Petani garam diSidoarjo tahun ini panen lebih awal, pasalnya cuaca yang tidak menentu dan intensitas hujan dan cuaca mendung yang mempengaruhi kualitas garam yang akan diproduksi.

Akibat anomali cuaca, berdampak pada kualitas garam yang tidak sebagus hasil panen tahun lalu. Namun ternyata tengkulak berani membelinya lebih mahal. Para petani garam memulai bekerja saat memasuki bulan kemarau di awal bulan Juni Lalu dan memanennya di akhir bulan Agustus ini karena tidak ingin hasil garamnya rusak.

Asmuni, salah satu petani garam menjelaskan jika musim kali ini diprediksi panen garam tidak akan sebagus sebelumnya. Selain itu, secara kuantitas garam yang dihasilkan juga diprediksi akan lebih sedikit dari tahun 2021. “Lebih sedikit dari tahun lalu. Tahun lalu sekitar 1 juta ton, untuk musim ini bisa di bawah 1 juta ton, bahkan menurun hingga 30 persen dari total penen,” jelasnya, Senin (29/08/2022).

Panen raya garam biasanya terjadi pada bulan ini. Namun karena cuaca yang terus mendung, panen raya terpaksa mundur. Asmuni mengatakan, jika cuaca terus panas kemungkinan panen raya tahun ini akan dimulai pada pertengahan Agustus nyatanya tidak sesuai harapan. “Suplai sudah agak menghawatirkan, semoga saja cukup dan semoga cuaca akan baik. Kalau (waktu panennya) lama itu garamnya bagus, kasar-kasar atau besar-besar perbedaannya. Kalau harinya sedikit (garamnya) kurang kasar atau kurang bersih. ” harapnya.

Dalam satu bulan, para petani biasanya memanen sebanyak 4 hingga 5 kali. Para petani dibayang – Bayangi harga jual yang anjlok akibat kualitas garam yang menurun karena panen lebih awal. Tahun lalu tengkulak membelinya dengan harga Rp 1.400 hingga Rp 1.500 per kilogram. Nyatanya diawal panen kali ini tengkulak berani membeli lebih tinggi yaitu Rp 1.600 per kilogram, pungkas Asmuni. (Noe)

NEWSTICKER
No post ...