Ki Musbar Mesdi selaku Presiden Peternak Layer Indonesia membeberkan jika penyebeb harga terlur terjadi karena harga pakan melambung.
Di saat yang sama, kondisi geopolitik dunia dan pandemic Covid-19 telah menekankan harga komoditas pangan secara global. “Ada peningkatan harga pakan ayam yang berkontribusi 70 persen dari harga produksi telur itu meningkat,” ujar Musbar pada Jumat, (02/06/2022).
Kata Musbar, kenaikan harga pakan ayam menyentuh angka 17 persen. Sedangkan untuk harga jagung, komoditas melonjak 30 persen.
Melambungnya harga jagung membuat peningkatan harga pupuk menyentuh angka 20 persen. Dengan kondisi tersebut, Musbar mengatakan sudah saatnya pemerintah merevisi Peraturan Menteri Perdagangan Nomer 7 Tahun 2020.
Beleid mengatur harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen. Kata Musbar, Mengacu pada Permendag tersebut, harga acuan di tingkat peternak masih ditentukan sekitar Rp 19-21 ribu pada 2020.
Harga acuan ini tidak dicerminkan dalam situasi ril di pasar. Padahal semestinya, jika harga pakan naik, harga acuan ikut menyesuaikan.
Di sisi lain pada saat Permendag terbit pada 2020, harga pangan masih di kisaran Rp 5.000 sampai Rp 5.500 dan harga jagung Rp 4.500 per kilogram. Sementara itu saat ini, harga pangan sudah mengalami kenaikan mencapai Rp 6.800 sampai Rp 7.200 per kilogram.
Musbar melanjutkan, jika disesuaikan dengan harga pakan, harga acuan telur di tingkat petani normalnya berkisar Rp 23 sampai 25 ribu per kilogram. Harga itu belum termasuk biaya pengiriman atau distribusi.
“Marjin pengangkutan itu bisa Rp 4.000 (per kilogram). Makanya harga telur bisa mencapai Rp 28-30 ribu. Ini sudah seharusnya pemerintah mendengarkan suara pedagang,” tuturnya.
Sumber: SekBet RI
Jurnalis: Asep