SHARE NOW

Filsafat Kunci Hidup Orang Jawa

Trimah Mawi Pasrah

Suwung Pamrih Tebih Ajrih

Langgeng Tan Ono Susah Tan Ono Seneng

Anteng Manteng Sugeng Jeneng

 

”Trimah Mawi Pasrah”

Ikhlas marang opo sing wis kelakon, Trimah Opo kang dilakoni, pasrah opo bakal ono.

 

Ikhlas dan menerima apapun yang terjadi, Ikhlas pada apa yang sudah terjadi, menerima apapun yang sekarang sedang terjadi, dan pasrah terhadap apapun yang nanti akan terjadi. Yang sudah terjadi ikhlaskanlah yang sedang terjadi terimalah yang akan terjadi pasrahkanlah. Untuk mengapai kunci ini kita harus ke tahap berikutnya :

 

“Suwung Pamrih Tebih Ajrih”

-suwung pamrih, suwung ajrih, naming madosi barang ingkang sae : sedoyo kulo sumanggaaken dating gusti.

-yen kulo ajrih, kenging dipun wastani ngandut pamrih utawi ancas ingkang boten sae.

-Luh ingkang medal sangking manah punika, dede luh ipun langis pamrih, nanging luh prepanipun manah suwung pamrih.

 

Ada dua hal yang wajib di perhatikan dan harus berhati-hati. tidak boleh ada pamrih juga tidak boleh ada ajrih pada diri. Ajrih adalah ketakutan. kita Tarik Analoginya, kenapa ada seorang pejabat yang korupsi ? karena dia takut miskin dan tidak bisa bertanggung jawab menafkahi keluarganya ataupun menjaga gaya hidup yang di inginkan oleh dirinya, itu berasal dari ketakutan-ketakutan dalam dirinya.

Kita Analogikan sekali lagi, suatu Ketika ada seorang mahasiswa melakukan ujian kemudian dia mencontek jawaban milik mahasiswa lainnya, itu dikarenakan dia takut untuk tidak lulus ujian tersebut, takut nilainya buruk, Atau tidak mendapat nilai seperti temannya.

Ketika seseorang berada dalam ketakutan, Seseorang tidak akan bisa ikhlas dan pasrah karena masih ada banyak ketakutan pada dirinya apalagi pamrih.

Pamrih adalah Keinginan selain gusti akaryo jagad atau Allah SWT. Hal ini berbanding terbalik dengan ikhlas yang berharap hanya kepada Allah. Selama masih ada pamrih dan ajrih dalam diri seseorang tidak akan ikhlas memberikan segalanya demi Allah saja.

Namun jika seseorang telah bisa mengendalikan pamrih dan ajrih maka :

 

“Langgeng Tan Ono Susah Tan Ono Seneng”

Hidup seseorang akan mutmainnah, Setabil dan tidak susah juga tidak senang akhirnya :

 

“Anteng, Manteng, Sugeng, Jeneng,”

Seseorang akan tenang fokus sejahtera senang Bahagia dan bermartabat.  

 

Ini lah salah satu filosofi kunci hidup orang jawa. Filosofi hidup ini membuat seseorang tidak kemrungsung atau gelisah dan tidak menganggap hidup ini sebagai kompetisi, tidak menganggap siapa yang lebih maju, siapa yang lebih unggul tetapi hidup tentram Bersama-sama yang di awali dari suwung pamrih tebih ajrih semua darma semua kebaikan dijalankan tanpa ada alasan apapun selain memantapkan diri bahwa yang dijalani itu adalah baik dan hanya berharap akan Ridhonya Allah, itulah yang diinginkan oleh Allah SWT.

 

Jurnalis : Laks

Sumber : Dr. Fahruddin Faiz

Pengunjung

Online : 0

Pengunjung hari ini : 23

Kunjungan hari ini : 49

Pengunjung kemarin : 101

Kunjungan kemarin : 187

Total Pengunjung : 38036

Total Kunjungan : 93926

Home

© 2021 PT.Sidoarjo Maju Media. All Rights Reserved.

Design by Velocity Developer

NEWSTICKER
No post ...