TVSidoarjo – Dilansir dari voc, kelompok pemerhati lingkungan menggugat Gubernur yang ada di Pulau Jawa, karena dianggap telah gagal menyediakan sungai bersih bagi para warganya. Rabu,(13/4/2022)
Pencemaran yang terjadi di sejumlah sungai di Pulau Jawa yang semakin mengkhawatirkan mendorong kelompok pemerhati lingkungan mengajukan gugatan terhadap tiga Gubernur di Pulau Jawa atas kegagalannya dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan.
Environmental Conservation Organization (Ecoton) bersama kelompok pemerhati lingkungan lainnya seperti Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dan Aliansi Zero Waste Indonesia (AZWI) menggugat para gubernur yakni Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
“Kita menggugat ketiga Gubernur ini karena kita menganggap mereka lalai, membiarkan sungai-sungai kita, sungai penting di Jawa yang menjadi suplai irigasi bagi 50 persen stok pangan nasional dan juga bahan baku PDAM, di Solo, Jakarta, Surabaya, Sidoarjo, Gresik itu dibiarkan mengancam kesehatan masyarakat,” ujar Direktur Eksekutif Ecoton Prigi Arisandi dalam telekonferensi pers, di Jakarta, Selasa (14/2).
“Maka kita menggugat tiga gubernur ini dengan alasan, mereka membiarkan, tidak mengelola sampah dengan baik dan membiarkan industri membuang limbah tanpa diolah,” tegas Prigi.
Dalam risetnya, Ecoton menemukan bahwa tiga sungai besar di Pulau Jawa tercemar sampah mikroplastik yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Hasil penelitian yang dilakukan sejak Agustus 2021 hingga April 2022 di Sungai Brantas; Jawa Timur, Sungai Citarum; Jawa Barat, dan Sungai Bengawan Solo di Jawa Tengah menunjukkan banyak sampah plastik seperti kemasan kecil, kresek, sedotan, botol, popok yang ditemukan di ketiga area sungai tersebut. Semua sampah itu nantinya dapat terpecah menjadi mikroplastik.
“Jadi kita menguji di tiga sungai dan Kepulauan Seribu. Kita menemukan ada kandungan mikroplastik dari 20-126 partikel per 100 liter air. Jadi mikroplastik adalah serpihan plastik berukuran lebih kecil dari lima milimeter, yang dia beragam jenisnya ada fiber, foam, fragmen, tapi yang banyak ditemukan di Jawa adalah jenis fiber, sejenis benang yang berasal dari limbah domestik dan limbah dari pabrik tekstil. Kedua adalah jenis filamen dan fragmen, cuilan plastik,” ungkap Prigi.
Sumber: VOA
jurnalis: Alam