TVSidoarjo – Evolusi karya yang dihasilkan Jumaadi pelan namun pasti. Diawali dari sketsa hingga menjadi karya seni rupa kontemporer yang menawan. Berawal dari beragam seni tradisional Jawa, Bali, Sumba hingga Tiongkok, dan India. Karyanya juga dipengaruhi oleh film-film klasik, bacaan hingga kesenian kontemporer lainnya.
Sosok Djumaadi memuali aktifitasnya pukul 06.00 hingga larut malam. Sepanjang hari, baik itu di studio Sydney Australia, Yogyakarta, Bali, Sidoarjo atau di kota lain. Di tengah kesibukannya itu, dia tidak lupa menyempatkan untuk berosialisasi, memasak dan olahraga.
Pria kelahiran Sidoarjo tahun 1973 ini merupakan seniman serba bisa. Melahirkan lukisan, gambar, pertunjukan, dan instalasi. Tema yang diangkat pun beragam. Mulai dari Pengalaman pribadi, politik, estetika juga percintaan.
Dia rutin mengikuti pameran. Misalnya membuatkan pesanan museum juga kolektor kesenian kontemporer. “Tiap karya baru lahir dari gambar sketsa dulu, terus penelitian untuk tema dan bahan, setiap karya saya mengandung kreatifitas hingga mancanegara ” ujarnya.
Jumaadi yang juga pemilik Rumah Kayu Pecantingan di Sekardangan ini sudah menggelar 35 pameran tunggal sejak 1999. Di antaranya, Pementasan Cinta di Galeri Seni Daerah Maitland (MRAG), dipamerkan dari Desember 2018 hingga Maret 2019. Pameran tunggal besar kedua Jumaadi My Love Is An Island Far Away dibuka Desember 2019 dan menampilkan sejumlah karya seni yang dipesan dari berbagai media.