TVSidoarjo – seiring dengan perkembangan zaman dan tehnologi semakin canggih, berdasarkan survey yang dilakukan oleh perusahaan retail Sainsburry’s di inggris terhadap 1000 anak berusia tujuh hingga dua belas tahun semakin jauh dari mengenal ragam permainan tradisional dan digantikan oleh menonton Youtube atauun bermain game di ponsel Bersama teman. Salah satu warisan budaya takbenda Indonesia yang dulu sering di mainkan oleh anak-anak permainan “Bentengan”.
Dikutip dari warisanbudaya.kemendikbud pada (20/1/2022), Bentengan Merupakan permainan Tradisional yang di mainkan secara berkelompok yang terdiri dari 4 hingga 8 orang. Permainan yang membutuhkan Ketangkasan, Kecepatan berlari, menghindar dan strategi yang handal dalam bermain ini sangat baik digunakan untuk berolahraga, hal ini disebabkan pemain harus berlari untuk menyerang dan menangkap lawan dengan tujuan mengambil alih Benteng lawan.
Nah mari intip bagaimana cara bermain Bentengan Ini :
- Kumpulkan beberaapa orang untuk bermain, kemudian bagi menjadi dua kelompok yang masing-masing berjumlah 4 hingga 8 orang.
- Berikutnya setiap kelompok memilih pilar atau “banteng” yang nantinya harus dijaga oleh kedua masing-masing tim, disekitar banteng tersebut merupakan area aman untuk kelompok yang memiliki tiang atau banteng tersebut.
- Para anggota kelompok harus berusaha menyentuh lawan bermain dan membuat lawan “tertawan atau tertangkap”
- Pemain harus sering kembali ke banteng dan menyentuhnya karena “penawan” dan “Tertawan” ditentukan oleh waktu menyentuh “benteng”.
- Orang yang paling dekat waktunya menyentuh banteng berhak menjadi “penawan” mereka juga dapat menyentuh anggota lawan untuk dijadikan tawanan.
- Pemenangnya adaah kelompok yang dapat menyentuh tiang atau pilar lawan dan meneriakan kata “banteng”.
Layaknya situasi Perang, Bentengan membutuhkan strategi untuk memenangkan permainan. Dalam kelompok bentengan biasa berbagi peran sebagai “penyerang” yang bertugas mencari celah untuk menyentuh banteng lawan, “Mata-mata” bertugas mencari lawan yang telah lama tidak menyentuh benteng, “Pengganggu” bertugas untuk mengganggu pemain lawan untuk keluar dari zona aman, dan penjaga “benteng” bertugas menjaga banteng agar taktertembus oleh pihak lawan yang ingin menyentuh banteng.
Selain mengasyikan, permainan bentengan ini juga dapat melatih kecepatan, kelincahan, daya tahan tubuh, dan kecepatan dalam mengambil keputusan karena pemain dituntut untuk berlari dan menggapai tujuan yang diwujudkan sebagai banteng lawan. Selain itu permainan Tradisional ini juga mengajarkan kepada kita tentang pentingnya bersosialisasi juga saling percaya satu sama lain, dalam Bentengan ini terdapat unsur kesehatan, suportifitas, kejujuran, solidaritas, keuletan, dan ketekunan.
Sumber: warianbudaya kemdikbud.ri
Jurnalis: Laks
Gambar : enciety.co