Buya Syafii Maarif selaku mantan Ketua PP Muhammadiyah, semasa hidupnya telah melontarkan saran hingga kritik kepada pemerintah dan instansinya. Bahwa seperti soal KPK, Buya Syafii pernah menyampaikan masukan saat komisi antirasuah tersebut sedang menggelar seleksi calon pemimpin yang baru.
Menurut cendikiawan muslim itu, KPK harus dipimpin oleh orang baik dan tak bermasalah.
“Orang yang bermasalah, yang ada titik-titik hitam, ya jangan dipilih lah, jangan dipilih. Orang baik masih ada di republik ini. Walau jumlahnya enggak banyak. Masih ada orang baik itu,” dalam dialognya dikanal KPK di Jakarta, Rabu, (28/05 2019).
NAmun, Buya Syafii telah mengakui jika ia memilih orang yang benar-benar baik dalam memimpin lembaga bukanlah hal yang mudah. Hal tersebut lantaran kultru politik di Indonesia belum tentu memilih orang yang baik. Padahal, politisi menurutnya adalah pilar demokrasi.
Menurut Buya Syafii, Politisi saat ini justur hanya memikirkan pemilu 2024. “Lalu saya tanyakan, yang pikirkan bangsa dan negara ini siapa?” katanya.
Untuk itu Buya Syafii berharap, KPK harus meemikirkan bangsa dan Negara karena KPK adalah lembaga yang diamanahkan oleh rakyat Indonesia untuk menyelesaikan banyak persoalan.
Pria bernama lengkap Ahmad Syafii Maarif itu wafat pada Jumat 27 Mei 2022 pukul 10.15 WIB di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Buya Syafii sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Kabupaten Sleman, sejak 14 Mei 2022 karena mengalami sesak napas.
Buya Syafii Maarif dulunya merupakan seorang jurnalis yang cukup aktif di Majalah Suara Muhammadiyah. Selain dikenal sebagai sosok yang kritis, ia juga dikenal sebagai tokoh yang menjunjung kebinekaan sebagai pemersatu bangsa. Bagi pendiri Maarif Institute ini, untuk mencapai persatuan nasional, bangsa harus memahami dan menghormati perbedaan.
Sumber: KPK
Jurnalis: Asep