*HIMARS, sang Dewa Perang Ukraina Rusia*
Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu Rabu (9/11) memerintahkan pasukan Rusia untuk mundur, meninggalkan tepi kanan (barat) Sungai Dnieper dan memperkuat pertahanan terhadap serangan Ukraina di tepi kiri sungai.
Shoigu mengumumkan keputusan tersebut setelah mendengar laporan dari Sergei Surovikin, komandan kelompok pasukan gabungan Rusia di Ukraina, terkait perkembangan terakhir dari operasi militer khusus tersebut.
“Setelah penilaian secara menyeluruh tentang situasi saat ini, maka diusulkan upaya untuk membangun pertahanan di sepanjang tepi kiri Sungai Dnieper,” kata Surovikin kepada Shoigu.
Wilayah utama dari Kota Kherson terletak di tepi kanan sungai yang lebar tersebut, dan Surovikin menyebutnya sebagai keputusan sulit untuk mundur tetapi yang paling penting adalah menyelamatkan nyawa dan kemampuan tempur pasukan Rusia.
Kenapa pasukan Rusia terus mengalami kemunduran?
Dari zaman ke zaman, selalu ada alat perang terbaru yang tercanggih di zamannya yang mengubah pendulum perang yang saat ini menjadi “dewa perang” adalah HIMARS M142, wahana peluncur roket presisi tinggi yang sangat mobile.
Akhir Juni lalu Ukraina menyatakan sukses menghancurkan sebuah pangkalan militer Rusia di Izyum di Ukraina timur sampai menewaskan sedikitnya 40 serdadu Rusia.
Serangan lain dalam hari yang sama menyasar target berbeda telah merenggut nyawa komandan resimen elit lintas udara Rusia, VDV.
Itu adalah dua target besar yang menjadi korban pertama HIMARS.
HIMARS membuat Ukraina untuk pertama kalinya sejak diinvasi Rusia akhir Februari lalu, bisa menyerang garis belakang pertahanan Rusia.
Amerika Serikat mengirimi Ukraina dengan HIMARS M142 setelah Rusia tak kian menguasai Donbas dan Luhansk setelah didahului bombardemen artileri berat dari jarak jauh baik dari darat maupun udara.
Bombardemen itu berkurang belakangan ini sejak Ukraina memiliki HIMARS.
Alat perang canggih buatan AS ini seketika menjadi andalan Ukraina dalam menghancurkan target-target penting Rusia, termasuk sistem pertahanan udara dan gudang senjata.
Ukraina juga menjadi mulai berani melancarkan ofensif darat ke wilayah-wilayah yang diduduki Rusia, termasuk Kherson di Ukraina selatan.
“HIMARS telah menciptakan perbedaan besar di medan tempur,” cuit Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov.
Rusia sendiri tersentak sampai Menteri Pertahanan Sergei Shoigu menyatakan prioritas utama militer Rusia saat ini adalah menghancurkan HIMARS.
HIMARS tidak saja diyakini membuat Rusia tak lagi terlalu superior, tapi juga dipercaya bakal memaksa Moskow menghentikan serangan.
Sejak pertengahan Juni, Ukraina sudah menghancurkan lebih dari 20 gudang senjata dan pos komando Rusia yang sebelumnya terlalu jauh untuk dicapai artileri biasa Ukraina.
“Mereka tak akan lagi memiliki pertahanan yang aman di mana pun di bumi kami,” kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky seperti dikutip AFP.
Namun para pakar militer mengingatkan HIMARS saja tak cukup membalikkan pendulum perang karena masih butuh radar dan sistem persenjataan lain agar bisa menekan Rusia.
Tak seperti sistem peluncur roket lainnya yang dalam perang ini, truk peluncur rudal berkendali GPS dan berdaya jangkau 80 km ini bisa mengarahkan rudal tepat ke sasaran sehingga lebih efisien dan andal.
Empat unit HIMARS pertama yang masing-masing unit bisa menembakkan 6 rudal sekaligus, sudah dikirimkan Juni lalu ke Ukraina. Total, Ukraina sudah memiliki 12 unit HIMARS yang bisa memuntahkan ratusan roket.
Selain presisi tinggi, wahana tempur ini bisa meluncurkan roket dalam posisi terbang rendah namun cepat sehingga sistem pertahanan udara Rusia sulit mencegatnya. Karena mobile sekali, wahana perang ini sulit dihancurkan Rusia.
Sebaliknya, wahana ini membuat Ukraina bisa membidik target-target Rusia dari jarak jauh dan mengelabui sistem pertahanan udara Rusia.
Ukraina juga memanfaatkan betul artileri-artileri berat presisi tinggi lainnya dari Barat, termasuk howitzer Caesar buatan Prancis.
Ukraina menggunakan semua wahana perang ini untuk menyerang titik-titik lemah Rusia yang cenderung menyimpan senjata di dekat depot kereta api dan di kota-kota yang berdekatan dengan garis depan pertempuran.
HIMARS juga membuat Ukraina bisa meminimalkan jumlah korban sipil. Tapi AS melarang Ukraina menggunakan HIMARS untuk menyerang pusat komando dan pangkalan militer Rusia di dalam wilayah Rusia. Inilah alasannya AS tak memasok HIMARS yang memiliki jangkauan 300 km.
Oleh sebab itu, pangkalan udara Rusia di dalam negerinya dan Krimea yang selama ini dijadikan basis serangan udara ke Ukraina, tak akan menjadi sasaran HIMARS.
AS khawatir jika alat perangnya masuk wilayah Rusia, maka akan memicu perang terbuka antara AS dan Rusia.
Yang pasti HIMARS M124 telah membuat militer Rusia tak lagi aman dan menggerus supremasi militer negeri ini yang memaksa Rusia pergi dari wilayah Ukraina.
Rica/TvS.