SHARE NOW

5 Mitos Penggunaan Tabir Surya, Cegah Kanker Kulit

Penggunaan tabir surya atau sunscreen adalah hal wajib bagi semua orang, terlepas dari gender, cuaca, dan suhu lingkungan karena sinar matahari tetap dapat menembus ke dalam kulit kita. Tabir surya menjadi perlindungan ekstra untuk kulit. Dalam menggunakan tabir surya, menjadi rumor dan mitos yang beredar sehingga dapat mengurangi keefktivasannya. Jika salah dalam menggunakana tabir surya dapat menimbulkan masalah kulit seperti kanker.
Menurut dari cancercenter.com, kanker kulit menjadi salah satu tipe kanker yang umum diderita masyarakat. Sel kanker basal dan squamos meningkatkan 95 persen penyebab kanker kulit. Hal ini timbul akibat seringnya paparan sinar UV matahari yang masuk ke kulit. 15 menit terpapar sinar UV dapat merusak jaringan kulit. Maka penggunaan tabir surya menjadi penting. Berikut mitos-mitos yang terkait dengan tabir surya agar terhindar dari kesalahan penggunaan tabir surya.
1. Semua tabir surya memiliki proteksi kuat terhadap sinar UV
Faktanya, tidak semua tabir surya di pasaran mempunyai proteksi cukup terhadap sinar UVA dan UVB. Dilansir dari ewg.org, UVA dan UVB sama-sama memiliki dampak paling kuat yang menyebabkan kanker kulit. Namun, UVA dapat meresap pada kulit lebih dalam lagi, sehingga dapat membuat kulit cepat menua dan menimbulkan keriput. Sedangkan, UVB dapat menimbulkan kulit terbakar dan inflamasi. Maka dari itu paparan sinar UVA dapat menjadi penyebab masalah kulit yang berkepanjangan.
2. Semakin tinggi SPF tabir surya, semakin tinggi proteksinya
Faktanya tidak ada SPF yang sepenuhnya memproteksi kulit dari sianr UV. Dilansir dari cancercenter.com, SPF 30 hanya dapat menangkal sebanyak 97 persen sinar UV, sisanya hanya akan menambah satu atau dua persen, tetapi tidak 100 persen. Lama penangkalannya pun sama rata, yaitu hanya sekitar dua jam atau kurang. Menggunakan SPF 15 sampai SPF 50 adalah anjuran bagi semua orang, karena diatas SPF 50 dapat menyebabkan tingginya eksposur sinar UVA dan meningkatkan potensi kanker kulit.
3. Peggunaan tabir surya menyebabkan kurangnya vitamin D
Tabir surya diperuntukkan untuk semua jenis kulit, yakni kulit terang maupun kulit gelap. Vitamin D menjadi hormon pendukung tulang dan sistem imun yang kuat. Vitamin D juga dapat disiasati dengan konsumsi makanan dan suplemen berkadar vitamin D tinggi.
4. Tak perlu gunakan tabir surya untuk kegiatan di dalam ruangan
Faktanya meskipun melakukan kegiatan di dalam ruangan, sinar UV dapat menembus melalui kaca maupun jendela. Dilansir dari ewg.org, American Cancer Society menyatakan bahwa sebagian jendela dapat memproteksi dari sinar UVB, tetapi sinar UVA tetap dapat menembus jendela. Maka dari itu, jika kita tinggal di rumah dengan jendela yang dapat terkena paparan sinar matahari, memakai sunscreen pun menjadi penting.
Sinar bluelight yang terpancar dari gadget seperti handphone, televisi, komputer dan alat elektronik yang menghasilakn sinar lainnya dapat memicu potensi kulit rusak. Penelitian membuktikan bahwa sinar blue light memberikan efek penuaan pada kulit yang hampir sama dengan efek dari sinar UVA.
5. SPF dapat diperoleh dari penggunaan makeup ber-SPF
Faktanya menggunakan hanya dengan makeup ber-SPF saja, kulit tidak mendapatkan proteksi sinar UV secara penuh. Meskipun perawatan wajah mengandung SPF, tetap harus menggunakan tabir surya secara rutin karena SPF tersebut dapat luntur dapat dari tubuh kita.
Sumber: Fimela.com/ Bunga

@pemkabsidoarjo @ahmadmuhdlorali @h_subandi_sh @dprd.sidoarjo @sasha.budi
@khofifah.ip @emildardak @ericahyadi_
@htanoko @mimikidayana

Pengunjung

Online : 0

Pengunjung hari ini : 24

Kunjungan hari ini : 50

Pengunjung kemarin : 101

Kunjungan kemarin : 187

Total Pengunjung : 38037

Total Kunjungan : 93927

Home

© 2021 PT.Sidoarjo Maju Media. All Rights Reserved.

Design by Velocity Developer

NEWSTICKER
No post ...