Aeshnina Azzahra Aqilani, gadis asal Gresik menjadi pembicara dari Indonesia di Plastic Health Summit di Amsterdam. Selama tiga minggu, Aeshnina yang akrab disapa Nina diantar kedua orang tuanya yaitu Prigi Arisandi dan Daru Setyo Rini dan mengikuti serangkaian acara disana, seperti melihat pabrik daur ulang plastik (Plastic Recycling Center) satu-satunya di Amsterdam, Groningen, Leiden hingga menyusuri kanal Amsterdam.
Dilansir dari Zero Waste Indonesia Alliance, Nina berkata dalam pidatonya bahwa sampah di lingkungan rumahnya dibuang dan dibakar di depan halaman. Rutinitas membakar sampah ini menjadi hal yang biasa bagi masyarakat disana tanpa mengetahui dampak yang terjadi bagi manusia dan lingkungan akibat membakar sampah.
Pelajar SMPN 12 Gresik ini juga mengungkapkan bahwa sampah-sampah di negara maju mengirimkan sampahnya secara illegal ke Indonesia. Tentu saja hal itu mencemari lingkungan Indonesia. Tak hanya mengungkapkan tentang sampah impor, Nina mengkritik daur ulang plastic dari negara maju yang telah mencemari sungai Brantas, sedangkan sungai tersebut menjadi sumber utama air minum bagi masyakat Surabaya dan sekitarnya.
“Indonesia bukan tempat pembuangan global, stop ekspor sampah plastik ke Indonesia. Tolong bantu saya untuk mewujudkan impian saya, untuk hidup di lingkungan yang sehat, aman dan bersih. Bebas dari polusi plastik” ujar Nina.
Selama berada di Amsterdam, Nina mengaku banyak belajar dan mendapat pengalaman baru. Ia juga bertemu peneliti yang hebat. “Saya juga mengajak warga Belanda untuk mengurangi plastic sekali pakai” tutur Nina.
Sumber: ZeroWasteIndonesiaAlliance
Sumber foto: ZeroWasteIndonesiaAlliance
Jurnalis: Bunga
