SHARE NOW

Atasi bencana, KBRI London Dorong Kerja Sama Universitas Inggris dan Indonesia

TVSidoarjo – KBRI London terus berkomitmen mendorong upaya kolaborasi riset antara Kerajaan Inggris dan Indonesia, terutama dalam menghadapi perubahan teknologi yang semakin cepat. “Kita harap, ke depan, akan semakin banyak riset-riset di universitas terkemuka di Inggris yang menyelesaikan persoalan-persoalan di Indonesia dan melibatkan mitra lokal. Dengan begitu, akan terjadi transfer pengetahuan yang saling menguntungkan antara kedua negara,” tutur Atdikbud Khairul. Selasa(29/03).

 

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) London, melalui Kantor Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) dan Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya (Pensosbud) mendukung penyelenggaraan lokakarya praktik atau hands-on workshop bertajuk Resilient Emergency Preparedness for Natural Disaster Response Through Operational Research (RESPOND-OR), Kamis (24/3) lalu, sebagai kelanjutan dari United Kingdom – Indonesia Sharing Session Webinar bertajuk serupa, awal bulan ini (1/3).

Penelitian RESPOND-OR telah menghasilkan sistem pengambilan keputusan atau Decision Support System (DSS) yang memiliki dua modul, yaitu assisted evacuation dan personnel routing and scheduling. Sebagai informasi, DSS merupakan program terkomputerisasi yang digunakan untuk membantu manusia dalam menentukan rencana aksi dan keputusan dalam suatu organisasi. DSS menyaring data dalam jumlah yang besar dan mengompilasi informasi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan membuat keputusan.

“DSS ini memberikan kemampuan kepada para pengambil keputusan untuk mencermati trade-off antara berbagai tujuan manajemen tanggap bencana, seperti pengurangan risiko, peningkatan efisiensi dan peningkatan keadilan dalam penanganan bencana,” ucap Prof. Juliana Sutanto, salah seorang peneliti.
 

Diuraikan Atdikbud Khairul, penelitian ini didasari latar belakang yang sama antara kedua negara yang turut melaksanakan penelitian ini, yaitu Indonesia dan Sudan. “Indonesia, tentunya memiliki banyak risiko bencana akibat letak geografisnya, mulai dari gempa bumi, banjir, hingga gunung meletus. Hal serupa juga dialami oleh Sudan, di mana risiko bencana banjir sudah menjadi suatu kerisauan sejak lama,” jelas Khairul.
 
Disampaikan Euis Sunarti selaku profesor sekaligus perwakilan Forum Perguruan Tinggi untuk Pengurangan Risiko Bencana (FPT-PRB), bahwa penelitian ini akan sangat bermanfaat karena terjadinya bencana berdampak pada kehidupan setiap korbannya. Hal ini ia simpulkan dari tiga poin penting yang disampaikan pada presentasinya, yaitu: disaster affects poverty (bencana mempengaruhi kemiskinan); disaster affects the food security (bencana mempengaruhi ketahanan pangan); and disaster affects the welfare of the family (bencana mempengaruhi kesejahteraan keluarga).
 
“Harus dipahami juga bahwa perlu ada kolaborasi antara tiga aktor penting, yaitu penduduk (warga), pihak pemerintah, dan peneliti yang akan membuat rancangan serta rekomendasi yang sesuai dengan kebutuhan dan relevansi,” tutur Euis.

 

 

Sumber: kemdikbud

jurnalis/editor: alam

https://www.youtube.com/watch?v=VPe3Kc0He-k

Pengunjung

Online : 0

Pengunjung hari ini : 79

Kunjungan hari ini : 136

Pengunjung kemarin : 108

Kunjungan kemarin : 192

Total Pengunjung : 38320

Total Kunjungan : 94429

Home

© 2021 PT.Sidoarjo Maju Media. All Rights Reserved.

Design by Velocity Developer

NEWSTICKER
No post ...