Afrika Selatan saat ini mengalami lonjakan kenaikan kasus Covid-19. Pada awal bulan lalu terdeteksi 106 kasus, namun pada Rabu (24/11/2021) angka tersebut meningkat drastis menjadi 1.200. Para ilmuwan di Afrika Selatan mendeteksi adanya varian virus Covid-19 yang memiliki banyak mutase. Varian tersebut disinyalir menjadi penyebab lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Afrika Selatan.
“Kami telah mendeteksi varian baru yang menjadi perhatian di Afrika Selatan.” kata Profesor Tulio de Oliveria, direktur Pusat Respons dan Inovasi epidemi Afrika Selatan.
Varian terbaru ini disebut B.1.1.529 dan kemungkinan akan mendapatkan nama kode Yunani (seperti varian Alpha dan Delta) oleh WHO. Varian virus ini telah sangat bermutasi.
“Varian ini memang mengejutkan kami, karena telah melalui loncatan besar dalam proses evolusi [dan] memiliki lebih banyak mutase dari yang kami harapkan.” Kata Prof de Oliveria.
Prof. de Oliveira mengatakan varian baru ini punya 50 mutasi secara kesuluruhan, 30 diantaranya terdapat pada spike protein (taji protein). Bagian tersebut adalah alat yang digunakan untuk membuka pintu ke sel-sel tubuh sekaligus yang sebagian besar disasar vaksin.
Ada 10 mutasi pada bagian reseptor pengikat (bagian dari virus yang melakukan kontak pertama dengan sel-sel tubuh kita), jumlah yang jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan dua mutase yang dimiliki varian Delta.
Hal yang menjadi perhatian saat ini adalah virus ini sekarang sangat berbeda wujud dari yang awalnya muncul di Wuhan. Hal tersebut berarti efektivitas vaksin-vaksin yang telah dikembangkan untuk mengatasi galur awal virus ini, kemungkinan akan berkurang.
Masih terlalu dini untuk menarik kesimpulan yang jelas apakah varian tersebut menyebar lebih cepat daripada Delta, apakah lebih parah atau sejauh mana ia dapat menghindari perlindungan sistem kekebalan imun yang berasal dari vaksinansi. Walaupun begitu varian B.1.1.529 menimbulkan kekhawatiran yang cukup signifikan.
Sumber: BBC
Jurnalis: Gilang