Tradisi lompat batu Nias oleh masyarakat setempat dikenal dengan istilah hombo batu atau fahombo. Batu yang sudah disusun setinggi 2 meter dengan ketebalan 40 sentimeter harus dilompati oleh semua pemuda Nias yang sudah dianggap dewasa. Selain dipamerkan dalam beragam acara adat, fahombo menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis.
Di Pulau Nias, ketika seorang pria sudah berhasil melakukan fahombo, maka ia sudah matang secara fisik dan kelak akan menjadi samu’i mbanua atau la’imba hor seandainya muncul konflik dengan warga desa lain. Saking prestisiusnya tradisi ini, keluarga dari pemuda yang berhasil melompati batu, biasanya akan menyembelih beberapa ekor ternak sebagai bentuk rasa syukur atas keberhasilan putranya.