SHARE NOW

Jokowi Ajak Kader NU “Melek” Digital

TVSidoarjo – Rabu (22/12/2021), Presiden Joko Widodo (Jokowi) secara resmi membuka gelaran Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) di Lampung. Ia hadir didampingi oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Wakil Presiden sekaligus Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Ma’ruf Amin, Ra’is Aam PBNU K.H. Miftahul Akhyar, Ketua Umum PBNU K.H. Sa’id Aqil Siradj, mantan Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla, para Menteri Kabinet dan para pejabat PBNU lainnya.
Dalam muktamar tersebut, Jokowi mengajak para kader Nahdlatul Ulama (NU) untuk bersiap diri menghadapi pesatnya kemajuan teknologi yang dapat mengubah kegiatan sehari-hari. “NU punya banyak para ahli diantaranya dokter, ahli teknologi dan peran serta para santri untuk membuat segala aspek menjadi digitalisasi dan berbasis teknologi demi kemaslahatan umat dan masyarakat. Jangan malah membuat hal-hal negative dan bisa merusak rakyat kita,” kata Jokowi.
Presiden Jokowi menerangkan bahwa ke depan akan dimungkinkan kegiatan dakwah dan pengajian dilakukan secara virtual atau metaverse. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh warga NU untuk bersiap dalam mengantisipasi era digitalisasi yang semakin merambah ke segala aspek kehidupan sehari-hari.
“Metaverse akan mengubah. Saya tidak tahu apakah karena pandemi, dipercepat 5 atau 10 tahun tapi pasti akan datang. Oleh karena itu kita semua harus siap,” ujarnya.
Lebih lanjut Jokowi memaparkan, saat ini Indonesia telah menjadi Presidensi G-20, sebuah forum global penyumbang 80 persen produk domestik bruto (PDB) dunia. Sebagai pemegang Keketuaan G-20, Indonesia ingin memengaruhi kebijakan-kebijakan dunia mengenai digitalisasi, perubahan iklim, dan ekonomi hijau.
“Indonesia memimpin Keketuaan G-20, ingin memengaruhi kebijakan-kebijakan dunia kepada negara-negara berkembang, negara kecil, dan negara-negara kepulauan dalam segala hal, utamanya dalam digitalisasi, perubahan iklim dan ekonomi hijau,” beber Jokowi.
Sementara itu, Jokowi juga mengapresiasi kerja sama NU yang berpartisipasi dalam rangka untuk mengajak masyarakat turut serta pada program vaksinasi COVID-19. “”Terima kasih kepada seluruh warga NU yang telah mengajak masyarakat untuk menaati protokol kesehatan untuk berbondong-bondong ikut dalam program vaksinasi,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, begitu pentingnya peran dan pengaruh para ulama terhadap pengambilan keputusan umatnya pada awal-awal program vaksin, terutama penolakan terhadap dosis vaksin aztrazeneca.
“Awalnya banyak yang menolak. Tapi, begitu ada telepon dari para kyai di Jawa Timur dan meminta semua vaksin dikirim ke Jawa Timur, dan besoknya saya ke Jawa Timur untuk memastikan itu, ternyata benar bahwa semuanya mau menerima vaksin itu. Ini saya rasakan betul betapa ajakan para kyai atau para ulama kita sangat berdampak pada keinginan masyarakat untuk ikut vaksin,” beber Jokowi.
Seperti diketahui, saat ini vaksinasi dosis pertama sudah mencapai 73,9 persen, dan dosis kedua mencapai 51,8 persen dengan target seluruh masyarakat mendapat dosis kedua adalah sebesar 70 persen meskipun di sisi lain, sudah terdapat 83.000 kasus omicron di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Sumber : nuchannel
Jurnalis : DIM

NEWSTICKER
No post ...