Sidoarjo – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) akan membangun sistem monitoring isu publik yang terintegrasi dan bisa digunakan bersama. Sistem ini penting untuk merespons isu publik yang berkembang di masyarakat terkait isu sensitif yang membutuhkan kehati-hatian. Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Kominfo, Hasyim Gautama mengatakan, salah satu tantangan ke depan adalah melakukan monitoring isu publik yang bersifat prediktif. “Namun challenge itu akan kami tangani dengan membangun sebuah sistem monitoring isu publik, yang secara guyub menggunakan satu sistem,” kata Hasyim saat memberikan sambutan dalam acara Bimbingan Teknis (Bimtek) Pelaksanaan Kebijakan Sub Urusan Informasi dan Komunikasi Publik, di Lombok Barat.
Bimtek dilaksanakan selama dua hari, Kamis-Jumat (21-22/10/2021) secara luring dan daring, yang melibatkan Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten/Kota Se-Indonesia, akademisi komunikasi Ahmed Kurnia dan praktisi analisis media sosial Ismail Fahmi. Kegiatan ini disiarkan langsung melalui Kanal YouTube Ditjen IKP Kominfo dan Zoom Meeting. Najamuddin Amy juga menjelaskan bahwa tujuan monitoring isu ini adalah sebagai fungsi komando dan olah data, yakni untuk mendeteksi dan mengantisipasi secara dini isu yang bergulir di tengah masyarakat. Juga sebagai analisis informasi publik serta kebijakan dan publikasi, di mana memanfaatkan hasil dari trending topik dan analisis sentimen untuk membaca aspirasi atau isu yang sedang berkembang di masyarakat, kemudian menjadikannya sebagai salah satu sumber pijakan dalam penentuan kebijakan.
“Bentuk monitoring isu pemerintah Provinsi NTB ialah dengan memiliki Sistem Komando Terpusat yang secara terus menerus memonitor isu publik sebagai wujud Management Trust. Tahap riset yang bisa kita lakukan saat monitoring isu adalah dengan memulai persiapan merumuskan masalah, merancang metodologi lalu dalam pelaksanaannya melaksanakan survei atau polling kuantitatif serta kualitatif dan yang terakhir adalah memberikan kesimpulan akan laporan riset dan rekomendasi,” Imbuh Emilia.
“Publik sekarang ini menyampaikan berita secara real time khususnya di media sosial. Kelebihannya untuk kita adalah tanpa perlu survei dan tanya terlebih dahulu, kita bisa menangkap langsung apa yang disampaikan. Sementara kekurangannya adalah ketika itu sesuatu yang negatif, maka akan cepat viral. Untuk itu dibutuhkannya rekomendasi dan survei media terpercaya agar kita bisa mendapatkan sebuah berita yang valid,” Pungkas Ismail. (noe)
@pemkabsidoarjo @ahmadmuhdlorali @h_subandi_sh @dprd.sidoarjo @sasha.budi @khofifah.ip @emildardak @ericahyadi_ @htanoko @mimikidayana
#beritasidoarjo #sidoarjo #bupati #bupatisidoarjo #infosidoarjo #seputarsidoarjo #dolansidoarjo #perkembangansidoarjo #infolintassidoarjo #netizenpositif #pembkabsidoarjo #sidoarjosehat #sidoarjo #Positif #tvsidoarjo #netizen #berita #news #populer #terkini #terupdate #tercepat #viral #publikasi