Dilansir dari Reuters, Direktur Pelayanan Kesehatan Gambia, Mustapha Bittaye, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan penyelidikan setelah terjadinya lonjakan kasus cedera ginjal akut pada anak-anak di bawah usia lima tahun sejak akhir Juli lalu.
“Puluhan anak telah meninggal dalam tiga bulan terakhir. Otopsi menunjukkan (adanya) kemungkinan parasetamol.
Regulator obat-obatan, Medicines Control Agency (MCA), mengatakan bahwa tidak ada data yang bisa dipergunakan untuk melarang peredaran sirup parasetamol. Terlebih, parasetamol dikenal sebagai obat penghilang rasa sakit, salah satunya demam pada anak-anak.
Anak-anak yang dilaporkan meninggal dunia sebelumnya mengalami sejumlah gejala, yaitu sulit buang air kecil, demam, muntah, dan gagal ginjal.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan peringatan global untuk empat sirup obat batuk yang diduga berkaitan dengan kematian 66 anak di Gambia. Sirup obat batuk yang mengandung paracetamol ini disebut “berpotensi dikaitkan dengan cedera ginjal akut dan 60 kematian di antara anak-anak,” kata WHO, dikutip dari BBC.