SHARE NOW

MenDes PDTT Minta Pengembangan Smart Village Harus Sejalan Dengan Kearifan Lokal

Program Smart Village atau desa cerdas merupakan pembangunan desa dengan memanfaatkan kemajuan teknologi dengan harapan desa bisa melakukan terobosan sehingga bisa masuk kategori desa mandiri. Abdul Halim Iskandar atau akrab disapa Gus Halim, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (MenDes PDTT) mengatakan bahwa pengembangan smart village harus sejalan dengan kearifan lokal. Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menerima audiensi dari Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Rusdy Mastura di ruang kerja Menteri Desa PDTT, Jakarta, Senin (15/11/2021).

Gus Halim juga menegaskan, pihaknya tak ingin pemanfaatan teknologi di desa mematikan budaya dan tradisi baik yang sudah ada, tetapi pembangunan smart village harus selaras dengan tradisi dan budaya desa. Proses pembangunan desa cerdas ini bertujuan adil dan sesuai dengan dinamika masyarakat desa.

“Benar bahwa smart village mengandalkan internet of things (IoT), dan dengan begitu perubahan terbesarnya ada pada proses digitalisasi,” imbuhnya

Terkait pembangunan smart village dengan kearifan lokal, Gus Halim menjelaskan bahwa hal ini sejalan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) Desa ke-18, yaitu kelembagaan desa dinamis dan budaya desa adaptif. SDGs Desa ini menjadi acuan untuk proses pembangunan desa berkelanjutan yang telah digagas oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi.

Selain itu, pengembangan desa cerdas juga harus disertai pelestarian lingkungan, mengingat bahwa desa cerdas memiliki enam pilar, yaitu smart people, mobilitas cerdas atau smart mobility, ekonomi cerdas atau smart economic, pemerintahan cerdas atau smart government, pola hidup cerdas atau smart living, dan lingkungan cerdas atau smart environment.
Jurnalis: Bunga

NEWSTICKER
No post ...