Sidoarjo – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat guna mendorong percepatan pemulihan ekonomi nasional dan peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan meluncurkan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021-2025. Dalam hal ini SNLKI 2021 – 2025 disusun berdasarkan tiga pilar yaitu Cakap Keuangan, Sikap dan Perilaku Keuangan yang Bijak serta Akses Keuangan. Program Strategis dimaksud diperluas menjadi beberapa program inisiatif serta core action.
“Edukasi dan literasi keuangan merupakan kemampuan dasar yang penting dan wajib dimiliki setiap individu agar lebih melek dan cerdas berkeuangan sehingga pada akhirnya dapat berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi nasional,” kata Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Tirta Segara pada peluncuran SNLKI 2021-2025, Selasa (21/12/2021)
“Penyusunan Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia tahun 2021-2025 merupakan salah satu bentuk penyempurnaan dan penyegaran SNLKI tahun 2013 dan Revisit 2017. SNLKI 2021-2025 akan menjadi pedoman yang bersifat nasional bagi OJK, Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK), serta pemangku kepentingan lainnya. Bersamaan dengan peluncuran SNLKI 2021-2025, OJK juga meluncurkan Learning Management System (LMS) Edukasi Keuangan dan Buku Saku Literasi Keuangan bagi Calon Pengantin yang merupakan bagian dari infrastruktur literasi keuangan.
Turut hadir juga pada acara peluncuran tersebut Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI selaku Kepala Sekretariat Dewan Nasional Keuangan Inklusif (DNKI) Iskandar Simorangkir, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama Republik Indonesia Kamaruddin Amin, dan Deputi Bidang Penempatan dan Pelindungan Kawasan Amerika dan Pasifik Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, Lasro Simbolon.
Tirta berharap ketiga infrastruktur literasi keuangan tersebut dapat meningkatkan indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia yang berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK Tahun 2019 mencapai sebesar 38,03 persen. Learning Managemet System (LMS) diluncurkan sebagai upaya pembelajaran dan pelatihan terintegrasi yang menjadi pusat penghubung untuk pembelajaran, pelatihan, dan manajemen pengetahuan dalam meningkatkan materi literasi keuangan secara mandiri berbasis teknologi informasi.
Pengembangan LMS tersebut bertujuan untuk:
Mempermudah kegiatan belajar dan pelaksanaan pelatihan literasi keuangan, Memperluas akses peserta terhadap sarana dan prasarana edukasi dalam rangka meningkatkan literasi keuangan, Mempercepat proses pembelajaran terkait materi literasi keuangan dan
Memetakan tingkat pemahaman materi literasi keuangan.
LMS yang dapat diakses melalui alamat situs: https://lmsku.ojk.go.id ini diharapkan dapat mendukung implementasi program kerja perluasan akses keuangan di daerah melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) guna mengakselerasi pemerataan indeks literasi keuangan di daerah.
Melengkapi infrastruktur literasi keuangan yang ada, OJK juga meluncurkan buku saku literasi keuangan bagi calon pengantin yang disusun sebagai upaya untuk meningkatkan literasi keuangan bagi para calon pengantin agar mereka mampu mengelola dan mengambil keputusan keuangan yang tepat untuk mencapai hidup yang lebih sejahtera secara finansial. Buku saku dimaksud terdiri dari sembilan materi, yaitu: OJK dan waspada investasi ilegal, perbankan, pasar modal, perasuransian, pergadaian, perusahaan pembiayaan, dana pensiun, perencanaan keuangan, dan financial technology pendanaan bersama.
Sumber: ojk
Jurnalis: noe