Tantangan untuk transformasi koperasi dan UMKM menjadi lebih modern dan berbentuk digital mengalami kemajuan yang signifikan. Pandemi Covid-19 ini juga turut mengakselerasi transformasi tersebut, dimana kegiatan usaha dan ekonomi offline menjadi online. Hal tersebut diungkapkan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki pada pembukaan acara Rakornas Transformasi Digital Koperasi dan UMKM, di Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat malam (12/11).
Kebutuhan untuk koperasi dan UMKM menjadi digital semakin meninggi, karena digitalisasi merupakan sebuah keharusan yang mendorong UMKM untuk bangkit berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. Teten juga mengatakan bahwa saat ini ada 25,6 persen UMKM atau sekiat 16,4 juta pelaku usaha yang hadir pada ekosistem digital. 245 koperasi juga telah menggunakan teknologi digital untuk pengoperasiannya.
Menurut Teten, perlu ada pendekatan dan pendampingan bagi koperasi dan UMKM Indonesia untuk bisa mengoptimalkan platform digital. Teten pun menekankan beberapa poin yang harus dioptimalkan yaitu akselerasi transformasi digital koperasi dan UMKM, konsolidasi roadmap yang implementatif yang menjadi panduan bersama kementerian/lembaga, pemerintah daerah dan seluruh stakeholder, pemetaan potensi dan tantangan dari setiap stakeholder dalam upaya percepatan transformasi digital, identifikasi target kelompok transformasi digital, hingga pembagian peran dari berbagai stakeholder dalam pelaksanaan roadmap transformasi digital koperasi dan UMKM serta inisiasi pembentukan dan pengembangan program transformasi digital koperasi dan UMKM dari berbagai Stakeholder.
“Oleh karena itu, saya berharap, dengan adanya Rakornas ini, lahir inovasi-inovasi baru dalam melahirkan wirausaha muda produktif, koperasi modern berbasis digital, startup digital yang berkarakter konsolidator dan agregator bisnis model inovatif,” ujar Teten.
Gubernur Provinsi Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang hadir secara online, setuju bahwa dalam pengembangan koperasi dan UMKM harus dilakukan secara bersama-sama. Ganjar juga mengajak seluruh stakeholder mampu menciptakan jiwa entrepreneurship di tengah masyarakat.
“Secara bersama kita mencari solusi terbaik bagi pengembangan koperasi dan UMKM. Terkait masalah manajemen usaha, packaging, hingga akses pembiayaan, harus kita tuntaskan secara bersama-sama” kata Ganjar.
Ganjar menyebutkan bahwa pihaknya memanfaatkan KBRI di berbagai negara untuk meluaskan pasaran produk UMKM di luar negeri agar lebih dikenal di pasar global. Pihak marketplace juga banyak membantu dan mengajarkan pelaku usaha masuk ke ranah digital. Kurator turut membantu dalam mempertahankan kualitas produk. Saat ini perijinan usaha juga sudah dimudahkan sehingga saat ini dan kedepannya, digital marketing adalah sebuah solusi.
KemenKopUKM telah berkolaborasi dengan banyak pihak, yaitu:
1. Kerjasama terkait live shopping dengan pihak Blibli, Rans Entertainment dan Shopee
2. Kerjasama terkait penutupan crossborder impor illegal dengan pihak Lazada dan Shopee
3. Kerjasama terkait rantai pasok dengan pihak Inaproduct, Krealogi dan TaniHub
4. Kerjasama terkait bentuk pelatihan dan pendampingan dengan pihak Grab, Gojek, Bukalapak, MNC dan TikTok
5. Kerjasama terkait chatbot pasar juwara dengan pihak UKM Indonesia dan Whatsapp
6. Kerjasama terkait logistik dengan pihak Yukbisnis dan JNE
7. Kerjasama terkait digitalisasi warung dengan pihak Blibli, Wahyoo dan Tokopedia
8. Kerjasama terkait pahlawan digital 2020 dengan pihak Putri Tanjung, CrediBook, Krealogi, dan Chatbiz.id