SHARE NOW

Saling Klaim, PM Malaysia Harap Ada Daftar Budaya Bersama Dengan Indonesia

Sidoarjo- Perdana Menteri Malaysia, Dato Sri Ismail Sabri Yaakob, berharap akan ada daftar bersama warisan budaya Indonesia dan Malaysia untuk mencegah saling klaim. “Saya berdua dengan bapak presiden supaya kita mengenal pasti mana-mana kebudayaan yang boleh kita masukkan ke senarai (daftar) bersama supaya tidak timbul isu yang berkaitan dengan kebudayaan,” kata dia, saat menyampaikan pernyataan pers bersama dengan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor Rabu lalu.
Warisan-warisan budaya itu saling cepat didaftarkan ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) atau Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai bagian dari budaya masing-masing negara. Namun belakangan, menurut Yakoob, kedua negara sepakat untuk mendaftarkan pantun sebagai warisan budaya dua negara.
Sebelumnya Indonesia dan Malaysia sempat ada persoalan di tingkat akar rumput atas sejumlah warisan budaya, antara lain wayang kulit, lagu Rasa Sayange, reog ponorogo, Tari Pendet dan Tari Piring, kuda lumping, hingga rendang. “Sebagai sahabat serumpun, Malaysia dan Indonesia berkongsi banyak persamaan dalam pelbagai perkara termasuk adat tradisi dan warisan kebudayaan bersama. Pada 2020 kedua negara membuat menyenaraian bersama bagi pantun secara unggulan antarbangsa ke UNESCO,” kata dia.

Menurut dia, sebagai dua negara yang bertetangga, tidak dapat dielakkan kedua negara punya kebudayaan yang mirip atau bahkan serupa. “Sebagai negara jiran rapat yang mempunyai kesamaan nilai budaya dan perkongsiaan sejarah yang lama, Malaysia dan Indonesia mempunyai hubungan yang cukup istimewa,” kata dia. Apalagi pada 2022, Indonesia-Malaysia akan memperingatik tahun ke-65 hubungan diplomatik kedua negara.
Dua nota kesepahaman yang disepakati itu di bidang pendidikan dan MoU kerja sama dan bantuan administrasi di bidang kepabeanan Hadir dalam acara tersebut Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, Menteri Pendidikan, Nadiem Anwar Makarim, dan Menteri Sekretariat Negara, Pratikno. Pada dasawarsa ’70-an, banyak guru dari Indonesia dikirim ke Malaysia untuk membantu pendidikan di negara itu.

Baca selengkapnya di : tvsidoarjo.com
Sumber: Antara
Jurnalis: Noe
#beritasidoarjo #sidoarjo #bupati #bupatisidoarjo #infosidoarjo #seputarsidoarjo #dolansidoarjo #perkembangansidoarjo #jawa #infolintassidoarjo #netizenpositif #pemkabsidoarjo #tvsidoarjo #sidoarjosehat #sidoarjo #Positif #tvsidoarjo #netizen #berita #news #populer #terkini #terupdate #tercepat #viral #publikasi #jatim

Pengunjung

Online : 0

Pengunjung hari ini : 74

Kunjungan hari ini : 122

Pengunjung kemarin : 82

Kunjungan kemarin : 165

Total Pengunjung : 38493

Total Kunjungan : 94755

Home

© 2021 PT.Sidoarjo Maju Media. All Rights Reserved.

Design by Velocity Developer

NEWSTICKER
No post ...