TVSidoarjo – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo menyoroti rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat atas berbagai peristiwa yang melibatkan kepolisian.
Sigit mengatakan, jika mengacu pada analisis emosional para pengguna berbagai platform media sosial (medsos) di internet, tingkat kepercayaan publik terhadap Polri tercatat hanya mencapai 10 persen.
Menurutnya, analisis emosional masyarakat di medsos didominasi dengan anggapan negatif terhadap anggota kepolisian. Bahkan, ada yang merasa jijik dengan keberadaan anggota Polri.
“Berdasarkan analisis emosional publik atau masyarakat di media sosial terhadap berbagai macam peristiwa yang berkembang dan di upload di media sosial terhadap Polri, hasilnya ada yang netral, ada bersifat antisipasi, ada yang berbentuk trust atau percaya, ada juga yang berbentuk anger atau marah, bahkan ada yang disgust artinya jijik, ada yang takut, supraise, senang, dan kemudian sedih,” papar Sigit yang dikutip dari Kanal YouTube Polri, Sabtu (18/12/2021) saat memberikan arahan pada Forum Rapat Koordinasi Analisis dan Evaluasi Inspektorat Pengawasan Umum (Itwasum).
Dalam forum tersebut, Sigit tak menyampaikan detail persentase analisis emosional masyarakat di medsos terhadap Polri. Meski demikian, ia meyakini analisis emosional di medsos merupakan representasi dari realita, penilaian, dan anggapan publik terhadap kehadiran Polri di masyarakat.
“Ini tentunya menjadi tugas bagi kita semua. Ini adalah beragam persepsi dari masyarakat karena memang saat ini adalah dunianya media sosial dengan pemanfaatan teknologi informasi. Mau tidak mau, kita tetap harus dan terus mengikuti perkembangan dari media sosial ini,” ujar Sigit.
Analisis emosional tentang Polri di ragam medsos ini, imbuh Sigit, tentunya harus menjadi peringatan serius bagi seluruh anggota Polri. Ia menambahkan, agar setiap anggota Polri serius mengintrospeksi diri atas perannya sebagai pelayan masyarakat.
“Tentunya dari angka-angka yang ada, harapan kita bagaimana terkait dengan trust yang saat ini hanya 10 persen ini, bisa terus kita tingkatkan. Harus serius introspeksi diri,” terang Sigit.
Sigit pun menegaskan, agar para anggota Polri sensitif terhadap penyelesaian isu-isu yang dimunculkan di medsos karena akan berdampak pada penilaian publik terhadap Polri.
“Beberapa isu seperti kasus yang beririsan dengan asusila, seksualitas dan kepekaan terhadap gender. Ini biasanya yang menjadi perhatian masyarakat,” pungkasnya.
Sumber : kanalyoutubepolri
Jurnalis : DIM