Sidoarjo – Bupati Lumajang Thoriqul Haq menyampaikan hasil kunjungan Presiden Joko Widodo meninjau beberapa lokasi bencana awan panas guguran Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. “Terima kasih Pak Presiden dan ada beberapa keputusan yang sudah ditetapkan,” kata bupati yang biasa dipanggil Cak Thoriq dalam akun resmi media sosialnya yang diunggah pada Selasa (8/12/2021) malam.
Menurutnya beberapa keputusan Presiden Jokowi yang sudah ditetapkan adalah pembangunan kembali Jembatan Gladak Perak dengan jangka waktu sembilan bulan dengan perubahan fondasi konstruksi dengan desain jembatan yang lebih aman. “Kemudian juga akan dibangun jembatan gantung sebagai jembatan sementara untuk penghubung Kecamatan Candipuro – Kecamatan Pronojiwo yang bisa dilalui kendaraan roda dua dan roda tiga,” tuturnya.
Di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo tercatat sebanyak 330 KK dan kebutuhan lahan seluas 15,4 hektare di Desa Oro-oro Ombo. Sementara Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Kementerian PUPR Hedy Rahadian mengatakan pihaknya akan membangun kembali jembatan Gladak Perak di titik yang sama, namun dengan struktur bangunan yang berbeda, Ia menilai kerusakan jembatan Gladak Perak salah satunya diduga karena pondasi yang menopang dari bawah sudah terkikis oleh terjangan lahar dingin, ditambah dengan pengaruh awan panas guguran Gunung Semeru. “Untuk itu, kami akan melakukan konstruksi ulang struktur bangunan jembatan Gladak Perak agar nantinya tidak bergantung pada pondasi bawah,” katanya.
Selanjutnya juga akan dilakukan pembangunan jalan pintas antarkecamatan yakni Kecamatan Pasirian – Tempursari sebagai akses kendaraan roda 4 untuk menuju Kecamatan Pronojiwo. “Keputusan yang lain, yakni melakukan relokasi (pindah tempat) kawasan permukiman yang terkena awan panas guguran di lahan Perhutani di desa setempat atau kawasan yang berdekatan dari permukiman warga asal,” katanya. Berdasarkan data, rumah yang akan direlokasi di Dusun Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro tercatat sebanyak 60 KK dan kebutuhan lahan sekitar 3 hektare di Desa Sumberwuluh dan Desa Penanggal.
Sumber : medsoslumajang
Jurnalis: Noe